Senin, 18 November 2013

PEMANFAATTAN LIMBAH TANAMAN PISANG



PEMANFAATTAN  LIMBAH  TANAMAN PISANG

             Banya masyarakat di dunia dan bahkan dunia menganggap bahwa limbah atau sampah dari pohon pisang tidak dapat di gunakan untuk kepentingan lebih bermanfaat. Namun di balik itu bnyak manfaat yang dapat di gunakan untuk menggunakan limbah yangtelah tidak di pakai untuk suatu hal yang dapat berguna serta dapat mengurangi penumpukan sampai yang sangat banyak. Saat ini banyak orang yang sudah mulai memperhatikan keasrian lingkungan. Mereka mulai mengerti bagaimana cara menjaga lingkungan yang baik serta tidak menyebabkan masalah lingkungan yang baru. Banyak daerah pedesaan yang masih ditumbuhi banyak pohon pisang.


                Kulit pisang bagi orang awam merupakan sampah yang tidak berguna , namun di balik itu semua kulit pisang memiliki banyak kandungan. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.  Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat.  Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, klorida, kalium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya dapat diserap tubuh. Secara sederhana kulit buah pisang segar dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol, termasuk anggur, karena selain mengandung gula, juga mempunyai aroma yang menarik.
              Hasil analisis kulit pisang di Indonesia menunjukkan bahwa kulit pisang memiliki kandungan–kandungan makanan yang cukup tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas kandungan dalam kulit pisang dapat dilihat dari tabel 1.

Tabel 1. Kandungan dalam Kulit Pisang
Kandungan dalam kulit pisang
Jumlah
Air (%)
Karbohidrat (%)
Lemak (%)
Protein (%)
Kalium (mg/100gr)
Fosfor (mg/100 gr)
Besi (mg/100 gr)
Vitamin :
B (mg/100gr)
C (mg/100gr)
68,90
18,50
2,11
0,32
71,5
11,7
1,6

0,12
17,5


 Kulit pisang mengandung karbohidrat dan kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. Karbohidrat mengandung glukosa, apabila glukosa dicampur dengan air dan didiamkan dalam ruang kedap udara selama beberapa hari maka akan terjadi fermentasi sehingga dapat diperoleh etanol. Etanol lama-kelamaan akan teroksidasi menjadi asam etanoat atau asam asetat. Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut  :
C6H12O6 Û2 CH3CH2OH+[O 2 CH3COOH
Glukosa           Etanol                          Asam aseta

Asam asetat merupakan salah satu jenis zat elektrolit. Dalam kulit pisang yang sudah difermentasi memiliki sifat asam yang berasal dari kandungan asam asetat, hal tersebut terbukti ketika pH larutan diukur dengan pH universal pH berkisar antara 4-5. Selain mengandung asam asetat, kulit pisang mengandung zat elektrolit lain seperti kalium dan garam klorida. Kalium dan garam klorida bereaksi membentuk garam kalium klorida. Garam kalium klorida dalam air dapat menghantarkan listrik karena dapat terionisasi. Reaksi ionisasi yang terjadi yaitru sebagai berikut :
KCl →     K+  +  Cl-
                        Arus listrik dapat mengalir karena seng bertindak sebagai katode (kutub +) yang bersifat menarik ion negatif dan tembaga bertindak sebagai anode (kutub -) yang bersifat menarik ion positif.  Ketika air rendaman kulit pisang bersentuhan dengan unsur seng dan tembaga terjadi reaksi ionisasi dalam larutan, sehingga dapat terjadi aliran elektron yang menyebabkan arus listrik mengalir. Jika kedua elektrode dihubungkan dengan lampu arus akan mengalir dari anode ke katode, dan lampu menyala.

            Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh pemanfaatan kulit pisang sebagai sumber arus listrik adalah 1 volt. Dan ketahanan dalam LED 400 mA rata-rata selama 24 jam. Kontruksi aki cairan kulit pisang sama dengan aki pada mobil. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep Jamal (2008) KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2%. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.

Hal-hal yang Mempengaruhi Laju Arus Listrik
            Laju arus listrik dalam hal ini sangat rentan terhadap luas dan besar hambatan konektor.  Seperti listrik pada umumnya mempunyai beberapa cara untuk meningkatkan tegangan ataupun untuk memperkecil hambatan serta membesarkan kuat arus.  Dalam penelitian ini penulis mendapat kesimpulan bahwa semakin luas lempengan seng dan tembaga  semakin besar pula tegangannya namun semakin kecil kuat arusnya dan sebaliknya.  Konektor pula mempengaruhi yaitu apabila tidak menempel kuat pada lempengan maka akan sulit menghantarkan arus listrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar