Senin, 18 November 2013

PENEMUAN PENGELOLAAN LIMBAH PLASTIK MENJADI BBM



PENEMUAN PENGELOLAAN LIMBAH PLASTIK MENJADI BBM

Pada kehidupan sehari-hari kita pasti sangat akrab dengan plastic bahkan setiap keperluan hidup kita sangat tergantung denga bahan plastik. Mulai dari bungus makanan, pakaian, perabotan rumah tangga, dll. Secara otomatis tingkat permintaan pasar akan bahan plastis naik secara drastis. Seiring dengan pemakaian plastic bertambah dari tahun ke tahun juga menambah limbah dan sampah yang berbahan dasar plastik. Dan yang akan menanggung dampak penggunaan plastik yang berlebihan ini adalah alam dan linkungan sekitar. Sampah plastik yang menggunung merupakan pemandangan biasa di daerah perkotaan yang mayoritas memiliki kebiasaan konsumtif. Penggunungan sampah plastik ini terjadi akibat sifat bahan plastik yang tidak mudah hancur oleh organisme bakteri pengurai yang ada di tanah. Bahan plastk akan hancur sempurna setelah 3-4 tahun.

Berbagai cara digagas untuk menekan penggunaan plastik , namun bahan plastik yang murah, awet, dan muda di dapat membuat penggunaan bahan plastik sulit untuk di kurangi. Beberapa tahun ini para peneliti berusaha menemukan cara daur ulang yang sempurna untuk memanfaatkan limbah plastik.
Beruntung Indonesia memiliki warga Negara yang memiliki kretifitas tinggi dalam mengolah sampah menjadi sebuah energy yang dapat dimanfaatkan bagi warga Negara yang berada terpencil di wilayah nusantara. Salah satu penemuan itu berupa pengolaan sampah menjadi sumber arus listrik yang sangat diperlukan bagi kehiduan masyarakat. Peneliti Indonesia merancang sebuah proyek untuk memanfaatkan sampah. Pemilihan proyek itu disebabkan sering mendengar keluhan tentang sampah plastik yang sulit terurai dan keluhan masyarakat akan rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada tahun yang akan datang.

Menurut peneliti ternyata mengandung minyak. Bila didistilasi atau dipanaskan melalui proses penyulingan, plastik bisa menjadi BBM. Namun, itu bergantung pada jenis plastiknya. Plastik yang bisa disuling antara lain plastik polietilena (PE), polypropylene carbonate (PPC), polyethylene terephthalate (PET), density polyethylene (DPE), dan low-density polyethylene (LDPE). Guru elektronika dan teknik mesin listrik itu sejak 2008 peneliti membuat peralatan daur ulang sampah plastik menjadi BBM. Pemilihan proyek itu disebabkan peneliti sering mendengar keluhan tentang sampah plastik yang sulit terurai dan keluhan masyarakat akan rencana penaikan harga BBM oleh pemerintah.


          Penentuan menggunakan limbah plastik itu ternyata melalui proses yang lama. Sebelumnya, beliau menggunakan getah buah, polimer plastik, rumput, dan air.Pada 2009, peneliti bahkan pernah memanfaatkan air dari lumpur Lapindo, tapi hasilnya kurang optimal. Keputusan menggunakan plastik itu diambil setelah peneliti melakukan kunjungan industri ke Yogyakarta. Mereka bertemu dengan peneiti-peneliti lainnya yang memunculkan ide plastik untuk memecahkan persoalan sampah plastik yang semakin menumpuk dari tahun ke tahun .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar