PEMANFAATTAN LIMBAH
TANAMAN PISANG
Banya masyarakat di dunia dan bahkan dunia
menganggap bahwa limbah atau sampah dari pohon pisang tidak dapat di gunakan
untuk kepentingan lebih bermanfaat. Namun di balik itu bnyak manfaat yang dapat
di gunakan untuk menggunakan limbah yangtelah tidak di pakai untuk suatu hal
yang dapat berguna serta dapat mengurangi penumpukan sampai yang sangat banyak.
Saat ini banyak orang yang sudah mulai memperhatikan keasrian
lingkungan. Mereka mulai mengerti bagaimana cara menjaga lingkungan yang baik
serta tidak menyebabkan masalah lingkungan yang baru. Banyak daerah pedesaan
yang masih ditumbuhi banyak pohon pisang.
Kulit
pisang bagi orang awam merupakan sampah yang tidak berguna , namun di balik itu
semua kulit pisang memiliki banyak kandungan. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Nilai energi pisang sekitar
136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari
karbohidrat. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor,
klorida, kalium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain,
mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya dapat diserap tubuh. Secara
sederhana kulit buah pisang segar dapat dipergunakan sebagai bahan baku
pembuatan alkohol, termasuk anggur, karena selain mengandung gula, juga
mempunyai aroma yang menarik.
Hasil analisis kulit pisang di Indonesia menunjukkan bahwa kulit pisang
memiliki kandungan–kandungan makanan yang cukup tinggi. Untuk mengetahui lebih
jelas kandungan dalam kulit pisang dapat dilihat dari tabel 1.
Tabel 1. Kandungan dalam Kulit
Pisang
Kandungan dalam kulit pisang
|
Jumlah
|
Air (%)
Karbohidrat (%)
Lemak (%)
Protein (%)
Kalium (mg/100gr)
Fosfor (mg/100 gr)
Besi (mg/100 gr)
Vitamin :
B (mg/100gr)
C (mg/100gr)
|
68,90
18,50
2,11
0,32
71,5
11,7
1,6
0,12
17,5
|
Kulit pisang mengandung karbohidrat dan kaya akan mineral
seperti kalium, magnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. Karbohidrat
mengandung glukosa, apabila glukosa dicampur dengan air dan didiamkan dalam
ruang kedap udara selama beberapa hari maka akan terjadi fermentasi sehingga
dapat diperoleh etanol. Etanol lama-kelamaan akan teroksidasi menjadi asam
etanoat atau asam asetat. Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :
C6H12O6
Û2 CH3CH2OH+[O]Û 2 CH3COOH
Glukosa
Etanol
Asam aseta
Asam
asetat merupakan salah satu jenis zat elektrolit. Dalam kulit pisang yang sudah
difermentasi memiliki sifat asam yang berasal dari kandungan asam asetat, hal
tersebut terbukti ketika pH larutan diukur dengan pH universal pH berkisar antara
4-5. Selain mengandung asam asetat, kulit pisang mengandung zat elektrolit lain
seperti kalium dan garam klorida. Kalium dan garam klorida bereaksi membentuk
garam kalium klorida. Garam kalium klorida dalam air dapat menghantarkan
listrik karena dapat terionisasi. Reaksi ionisasi yang terjadi yaitru sebagai
berikut :
KCl
→ K+ + Cl-
Arus listrik dapat mengalir karena seng bertindak sebagai katode (kutub +) yang
bersifat menarik ion negatif dan tembaga bertindak sebagai anode (kutub -) yang
bersifat menarik ion positif. Ketika air rendaman kulit pisang
bersentuhan dengan unsur seng dan tembaga terjadi reaksi ionisasi dalam
larutan, sehingga dapat terjadi aliran elektron yang menyebabkan arus listrik
mengalir. Jika kedua elektrode dihubungkan dengan lampu arus akan mengalir dari
anode ke katode, dan lampu menyala.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tegangan yang dihasilkan oleh
pemanfaatan kulit pisang sebagai sumber arus listrik adalah 1 volt. Dan ketahanan
dalam LED 400 mA rata-rata selama 24 jam. Kontruksi aki cairan kulit pisang
sama dengan aki pada mobil. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit
pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit.
Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+).
Kulit pisang juga mengandung garam sodium yang mengandung klorida (Cl-)
dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium
dapat membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut Drs. Asep Jamal (2008)
KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus
listrik. Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat
bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium
hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn)
yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya
mencapai 2%. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik
adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan
garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan
arus listrik searah.
Hal-hal yang Mempengaruhi Laju Arus Listrik
Laju arus listrik dalam hal ini sangat rentan terhadap luas dan besar hambatan
konektor. Seperti listrik pada umumnya mempunyai beberapa cara untuk
meningkatkan tegangan ataupun untuk memperkecil hambatan serta membesarkan kuat
arus. Dalam penelitian ini penulis mendapat kesimpulan bahwa semakin luas
lempengan seng dan tembaga semakin besar pula tegangannya namun semakin
kecil kuat arusnya dan sebaliknya. Konektor pula mempengaruhi yaitu
apabila tidak menempel kuat pada lempengan maka akan sulit menghantarkan arus
listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar