Nama Kelompok :
1. Reni
Wijayanti ( 11 )
2. Riko Ardhi
Surya ( 13 )
3. Rini
Kristiani ( 14 )
4. Sika
Wibiyanti ( 17 )
5. Zara Mahita ( 27 )
SMAN 4 BLITAR
Jalan
Melati Nomor 49 Kota Blitar Kode Pos 66111
Telp
( 0342 ) 805091
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK”.
Makalah
ini berisikan tentang informasi Pengertian Sampah Plastik atau yang paling banyak dibuang oleh manusia karena
banyak orang yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Blitar, 1
November 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia
karena banyak orang yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari
entah itu perorangan, toko, maupun perusahaan besar. Misalnya, berbelanja pasti
akan membutuhkan plastik untuk membawa barang belanjaan, jika
plastik itu sudah tak terpakai apakah plastik itu akan disimpan? Tidak kan. Apa
yang mereka lakukan? membuang dan membakar itulah yang mereka lakukan.
Pembuangan
sampah-sampah plastik kedalam air dan tanah telah menambah tingkat kesengsaraan
alam. Mengapa demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan anorganik.
Bahan-bahan anorganiktersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh
bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh waktu
berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh
waktu lama untuk mengurainya. Dan apakah akibatnya jika sampah plastik itu
terlalu lama tertimbun dalam tanah dan tertumpuk? Satu, terjadi pemanasan
global yang berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri. Dua berdampak pada
hewan laut yang menelan sampah plastik yang terbawa ke laut,dll.
Coba
bayangkan jika kita sehari saja tidak memakai plastik, pasti sulit bukan.
Contoh:
1. Membawa barang belanjaan tadi.
2. Para pembuat plastik pasti rugi.
3. Tidak ada alternatif lain untuk membawa sesuatu.
Di
Indonesia masih bergantung pada plastik lain halnya dengan negara jepang yang
sudah sadar akan bahaya plastik dan beralih pada kertas yang tidak mudah sobek,
serta dapat diolah dengan mudah.
Pada akhirnya daur ulang sampah plastiklah yang harus
kita lakukan. Tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global,
tetapi juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.
B. Perumusan
Masalah
Berpijak
dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapatlah dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah sampah plastik itu?
2. Bagaimana cara mendaur ulang sampah plastik agar tidak
merugikan?
C. Tujuan
1. Bagi siswa
Untuk menambah
pengetahuan dan sebagai tugas untuk memenuhi mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Bagi masyarakat
Memberikan kesadaran betapa merugikannya sampah plastik
jika dibiarkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sampah Plastik
Sampah
plastik merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang2 yang berguna
bahkan menjadi barang yang bernilai bila dikerjakan oleh orang2 yang
berkreatifitas, contoh smpah plastik itu seperti bungkus makanan ringan,
bungkus ditergen, botol air mineral dll.
Sejak
tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik
digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan
alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk
mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada
tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan
dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862
di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes
disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes
mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun
dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini
bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya,
temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang
digunakan.
Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah
dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun
1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa
seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar
dari bahan ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu
rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling
berbenturan.
Bahan
sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli
kimia dari New York bernama Leo Baekeland mengembangkan resin cair yang
ia beri nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh
dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini
terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke
berbagai material lainnya seperti kayu lunak.
Tidak
lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite, termasuk
senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang. Bakelite juga
digunakan untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat
isolasi listrik.
Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali
dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di
Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia
dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya
ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles
Topham.
1.2. Demam Plastik
Tahun
1920 ditandai dengan demam plastik. Wallace Hume Carothers, ahli kimia
lulusan Universitas Harvard yang mengepalai DuPont Lab, mengembangkan nylon
yang pada waktu itu disebut Fiber 66. Fiber ini menggantikan bulu binatang
untuk membuat sikat gigi dan stoking sutera. Pada tahun 1940-an nylon, acrylic,
polyethylene, dan polimer lainnya menggantikan bahan-bahan alami yang waktu itu
semakin berkurang.
Novasi
penting lainnya dalam plastik yaitu penemuan polyvinyl chloride (PVC)
atau vinyl. Ketika mencoba untuk melekatkan karet dan metal, Waldo Semon,
seorang ahli kimia di perusahaan ban B.F. Goodrich menemukan PVC. Semon juga
menemukan bahwa PVC ini adalah suatu bahan yang murah, tahan lama, tahan api
dan mudah dibentuk.
Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia
Dow, secara tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu polyvinylidene
chloride atau populer dengan sebutan saran. Saran pertama kali digunakan
untuk peralatan militer, namun belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok
digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat melekat di hampir setiap
perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan bahkan di lapisan saran sendiri.
Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan makanan agar kesegaran makanan
tersebut terjaga.
Pada tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett
dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research
Laboratory menemukan polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak
yang amat besar bagi dunia. Karena bahan ini ringan serta tipis, pada masa Perang
Dunia II bahan ini digunakan sebagai pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai
isolasi untuk radar.
Pada
tahun 1940 penggunaan polyethylene sebagai bahan isolasi mampu
mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau sekitar 270 kg. Setelah perang
berakhir, plastik ini menjadi semakin populer. Saat ini polyethylene
digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek,
dan kontainer untuk menyimpan makanan.
Kemudian
pada tahun 1938 seorang ahli kimia bernama Roy Plunkett menemukan
teflon. Sekarang teflon banyak digunakan untuk melapisi peralatan memasak
sebagai bahan antilengket.
Selanjutnya,
seorang insinyur Swiss bernama George de Maestral sangat terkesan dengan
suatu jenis tumbuhan yang menggunakan ribuan kait kecil untuk menempelkan
dirinya. Lalu pada tahun 1957 de Maestral meniru tumbuhan tersebut untuk
membuat Velcro atau perekat dari bahan nylon.
1.3. Jenis-jenis
plastik:
1. PET
atau PETE adalah polyethylene
terephtalate. Plastik ini digunakan untuk membuat sebagian besar botol plastik
dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan untuk salad dressing kontainer,
botol minyak sayur dan tempat makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi
pakaian, tote bags, furniture, karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.
Terdapat botol berlabel code #2, biasanya ditemukan di botol minuman dan konsumsi cair lainya.
Terdapat botol berlabel code #2, biasanya ditemukan di botol minuman dan konsumsi cair lainya.
2. HDPE adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna
yang dapat didaur ulang. Digunakan di botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli motor,
tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah dan kotak cereal. Dapat didaur ulang lagi menjadi botol, lantai keramik dan pipa drainase.
3. Vinyl
/PVC atau V atau Polyvinyl
chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC mengandung khlor, yang berarti bahwa
beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi selama manufaktur. Digunakan pada botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela,
pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus makanan cerah. Sering di daur ulang oleh masyarakat, untuk membuat cabbles, tikar, dan keset.
4. LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki banyak
aplikasi. Sering ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang
untuk bil pesawat milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk
lantai dan bahan bangunan.
5. PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol,
yogurt, botol saus, otol minuman, sedotan, dan bahan mainan. Memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk
tempat cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian dari pertumbuhan
jumlah program daur ulang kota yang kemudian lebih berbelok tutup botol dan
item lainnya termasuk kabel baterai, wadah, tong dan nampan.
6. PS adalah polystyrene yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam. Styrene itu ada di kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste dan
kelompok kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke dalam makanan.
agen perlindungan lingkungan hidup AS menyatakan bahwa styrene memiliki efek
yang merugikan kesehatan. Dapat didaur ulang dan digunakan untuk membuat
insulasi.
7. Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan Resins
yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah
plastik. "Lainnya" adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod,
DVD, kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak
mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.
8. SM
atau Sampah Masyarakat,
sampah plastik jenis ini tidak dapat diklasifikasikan dengan jenis sampah
manapun. Tidak dapat didaur ulang namun sangat ramah lingkungan. Semua
bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini tidak mempunyai nilai
apapun. Jenis ini mendapat penolakan sosial dimana-mana.
B. Cara
Mendaur Ulang Sampah plastik
1.1. Pengertian Daur
Ulang Plastik
Pemikiran
untuk mendaur ulang sampah plastik bermula dari menipisnya persediaan minyak
bumi sebagai penghasil naphta. Selama ini naphta merupakan bahan baku utama
dalam industry plastik. Setelah terjadi krisis minyak dunia pada tahun
1973/1974, para ahli mulai berpikir untuk mencari bahan baku alternative
pengganti naphta. Beberapa bahan yang dicoba antara lain batu bara, kalsium
karbid, dan bahan kimia sintesis lainnya. Karena ternyata biaya produksinya
menjadi lebih mahal, maka kemudian milai dicoba mendaur ulangkan sampah
plastik.
Dalam
proses daur ulang sampah plastik tersebut ada yang langsung digunakan sebagai
bahan baku atau bahan pengisi (filler) tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Ada yang diolah terlebih dahulu dengan proses tertentu sebelum digunakan dalam
pembuatan plastik. Dengan proses daur ulang ini biaya produksi plastik jadi
lebih murah dibandingkan dengan jika hanya menggunakan bahan baku dari naphta.
Keuntungan lainnya, industry plastik tidak terlalu tergantung pada industry
petrokimia hulu sebagai penghasil naphta.
Latar
belakang lain yang mendesak semakin pentingnya proses daur ulang plastik adalah
semakin meningkatnya penggunaan plastik. Menurut majalah Hidrocarbon
Processing (Desember 1989), sampai tahun 2000 dibakar. Padahal seperti
sudah disinggung di muka, pembakaran bahan plastik, apalagi dalam jumlah yang
besar, dapat menghasilkan bahan-bahan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup.
Negara-negara
maju umumnya mengolah kembali sampah plastik menjadi barang-barang yang
bermanfaat. Banyak produk-produk yang bisa dibuat denagn bahan campuran dari
sampah plastik dan bahan baku plastik atau hanya dengan bahan dari sampah
plastik. Sebagai contoh, tikar plastik bisa dibuat dengan menggunakan bahan baku
70 % dari sampah plastik dan 30 % dari bahan plastik. Di Swedia, sampah plastik
dimanfaatkan untuk membuat bata plastik yang lebih kuat dari bata biasa.
Sementara di Inggris dan Italia, bahan dari sampah plastik dipergunakan untuk
membuat tiang-tiang telepon yang sebelumnya dibuat dari kayu atau besi.
Berdasarkan penelitian, tiang-tiang dari bahan sampah plastik tersebut bisa
menyangga beban sampai 300 kilogram.
Melihat
potensi pemanfaatan hasil daur ulang sampah plastik, maka sebenarnya sampah
plastik tidak hanya merupakan sumber masalah, tetapi juga memberikan peluang
bisnis. Sebagai contoh, di bidang pertanian banyak perlengkapan yang bisa
dibuat dengan hasil daur ulang sampah plastik, misalnya mangkuk penampung
lateks untuk perkebunan karet, serat plastik untuk pertanian hidroponik,
kantong plastik untuk penyemaian bibit, tali plastik, dan sebagainya. Bisnis
daur ulang sampah plastik juga akan ikut membuka lapangan kerja baru, karena
untuk pengumpulan plastik, pengolahan sampai pemasarannya memerlukan jaringan
usaha tersendiri dari pemungut (pemulung), pengumpul, industry pengolah sampah
plastik, dan distributor produknya.
Bagi
yang tidak tertarik dengan bisnis sampah plastik, dengan mengetahui potensi
bisnis daur ulang sampah plastik ini diharapkan tidak lagi membuang sampah
plastik secara sembarangan, melainkan mau mengumpulkan dan memberikannya kepada
para pemunut sampah plastik. Sehingga disamping menghindari pencemaran
lingkungan oleh sampah plastik sekaligus juga memberikan rizki bagi orang lain.
Para
pemungut sampah plastik semestinya juga patut dihargai, sebab usaha mereka ikut
menjaga kelestarian lingkungan, meskipun mereka melakukannya semata-mata untuk
mencari nafkah tanpa kesadaran untuk mengatasi maslah lingkungan.
1.2. Cara Mengolah Sampah Plastik Menjadi
Kerajinan
Langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan
adalah memisahkan sampah kering dan sampah basah. Selanjutnya sampah kering
seperti bungkus minuman ringan seperti kopi, susu dan mi instan dibersihkan.
Setelah itu plastik-plastik yang telah dicuci dan dikeringkan kemudian
dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan dibuat. Pola dibuat
sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat. Setelah dipotong sesuai dengan
pola, langkah selanjutnya adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Yang
diperlukan adalah ketelatenan dari penjahit.
Saat ini kerajinan dari sampah plastik telah menjadi
produk fashion tersendiri yang berasal dari barang daur ulang atau bisa disebut
trashion. Trashion ini artinya fashion dari sampah.Dengan menjadi trashion
nanti, produk kerajinan daur ulang sampah kering akan bisa dinikmati tidak saja
kalangan masyarakat menengah ke bawah tapi juga kalangan menengah atas yang
biasanya sangat memperhatikan kualitas produk kerajinan yang akan dibeli.
C. Hasil
Daur Ulang Sampah Plastik
Selain
dapat dirubah menjadi plastik yang baru lagi. Dari hasil proses daur ulang
kurang lebih yang dijelaskan diatas, sampah plastik dapat mengasilkan nilai
jual. Entah itu sampah plastik dari bungkus detergen sampai botol minuman
plastik.
Bungkus
detergen dapat di sulap menjadi berbagai barang. Sebagai misal, tas, dompet,
kerajinan tangan lain.
Sedangkan botol plastik? Lebih luas lagi. Sebagai misal,
vas bunga, hiasan dinding, kinciran bagi anak kecil, bunga palsu dan lain
sebagainya. Barang lain yang dihasilkan seperti sandal, baju, payung, tas
jinjing, hingga hiasan dinding.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
data diatas dapat kita simpulkan bahwa sampah plastik dapat merugikan dapat
juga menguntungkan. Yang merugikan, jika kita membuang plastik sembarangan,
jika kita membakar sampah plastik asapnya akan mempengaruhi efek rumah kaca
atau Global Warming. Dan yang menguntungkan, jika kita memiliki kreativitas
dalam mengolah sampah plastik sebaiknya kembangkan, tidak hanya mendatangkan
keuntungan kita juga telah menyelamatkan dunia.
B.
Saran
Semoga
dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, kita
sadar akan bahaya sampah plastik yang dibuang atau dibakar begitu saja tanpa
tahu akibatnya. Kita tahu bahwa plastik bisa mendatangkan keuntungan lebih.
Kita juga tahu bagaimana mendaur ulang smpah plastik menjadi barang yang
bernilai jual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar